Sunday, March 11, 2018

Pendapat Singkat Tentang Sekala Niskala

I will recommend this movie to everyone,
But.. This movie isn't for everyone..
You choose..


5 jam yang lalu saya mulai menonton film ini, tepatnya pukul 13:55 di CGV Depok.  Sudah tertebak, kursi yang terisi sekadar kurang lebih 20 orang, beberapa mungkin berasal dari Bali, karena saat beberapa lagu dinyanyikan, segelintir orang ikut bersenandung pelan.

Saya kira dari 20 orang tersebut terdapapat setidaknya sepasang muda-mudi yang ingin mesum karena nampak sangat melompong penonton yang hadir,  dugaan saya salah.
Toh, kalau memang ada yang berniat seperti itu, mereka merupakan muda-mudi sial hari ini, karena film ini sangat sunyi, bahkan suara menelan ludah saja terdengar.

Sebelumya, background saya adalah  orang yang jarang ke bioskop karena bukan marvell mania. Suka nonton karena iseng saja, seperti kemarin nonton Dilan, biar bisa memahami meme yang beredar..  bukan karena pengen banget.
Sekali nonton marvell selalu ketiduran, kecuali Black Phanter, bcs Michael B. Jordan is too hot to ignore.   Anehnya, film sesunyi SekalaNiskala ini tidak membuat saya mengantuk, bahkan menguap satu kali pun tidak.

Mbak Kamila Andini sangat berhasil menyeret saya keluar bioskop, lalu secara mistis meletakkan saya ke Bali.  Latar tempat, suasana, aktor, sangat berpadu dengan indah.   Film ini menceritakan sepasang saudara kembar bernama Tantri-Tantra yang memiliki ikatan emosional yang kuat.  Terdapat adegan sang perawat (Happy Salma) menjelaskan bahwa Kembar Buncing (Lelaki-perempuan) memiliki arti keseimbangan, bahwa Tantri dan Tantra saling menyeimbangkan.  Namun, berdasarkan mitos dari beberapa sumber, apabila kembar lelaki-perempuan memiliki nilai mistis tersendiri, jika tidak dilaksanakan sebuah upacara(Sekala), maka salah satu dari mereka akan kalah (meninggal).  Film ini tentang penggambaran atas respon terhadap kematian Tantra, yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam diri Tantri.  Sangat sulit menuangkan perasaan terpukau yang saya rasakan dalam kata-kata.

Beberapa scene sangat melekat di benak saya, film ini mengajak kita berfikir, bukan tipikal film yang disajikan dalam bentuk sudah dikunyah, lalu kita langsung dapat menelan intisarinya.  Kita benar-benar harus menyuap film ini perlahan, mengunyah, merasakan setiap manis, pedas, pahit, menelan lalu mencerna.  Sehingga setiap orang memiliki efek yang berbeda dalam merasakan film ini.

Sepanjang film, terhitung saya menangis 4 kali.  seluruh adegan memiliki arti, setiap nyanyian merasuk, merobek jiwa perlahan-lahan, menyayat dengan indah.  Kadang kita lupa bahwa ini merupakan sekadar film, karena nampak teramat nyata.  Kekuatan magis Bali sangat indah, kita akan sulit menemukan film-film yang berasal dari non-Asia memiliki efek semagis ini.

Diujung film, tidak ada orang yang beranjak, semua orang tertegun, ada penonton kira-kira anak berumur 7 tahun berkomentar, "Hah? begini saja film nya?",  mungkin Ia merasa kurang, merasa ingin lebih, karena kita telah melekat dengan kedalaman jiwa Tantri, dan tak ingin lepas.  Namun, dengan Rp50.000 yang saya keluarkan, Mbak Kamila Andini telah berhasil melobangi hati saya, hingga detik ini.


Saya lampirkan link review yang lebih berkompeten perihal Niskala Sekala

Review yang mengandung Spoiler

review dalam bentuk video

review yang menyatakan nilai "9/10"






"Your intellect may be confused, but your emotions will never lie to you."-RogerEbert

No comments:

Post a Comment